• Redaksi
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Hak Cipta
  • Privacy Policy
Minggu, 7 Desember 2025
Kirimi Artikel Yukk  
www.jelajah.co
No Result
View All Result
  • Pemerintahan
  • Politik
  • Pendidikan
  • Kesehatan
  • Nusantara
    • Aceh
    • Babel
    • Bali
    • Banten
    • Bengkulu
    • Gorontalo
    • Jabar
    • Jakarta
    • Jambi
    • Jateng
    • Jatim
    • Kalbar
    • Kalsel
    • Kaltara
    • Kalteng
    • Kaltim
    • Kepri
    • Lampung
    • Maluku
    • Malut
    • NTB
    • NTT
    • Papua
    • Riau
    • Sulbar
    • Sulsel
    • Sulteng
    • Sultra
    • Sulut
    • Sumbar
    • Sumsel
    • Sumut
    • Yogyakarta
  • Sudut Pandang
  • E-Paper
  • Pemerintahan
  • Politik
  • Pendidikan
  • Kesehatan
  • Nusantara
    • Aceh
    • Babel
    • Bali
    • Banten
    • Bengkulu
    • Gorontalo
    • Jabar
    • Jakarta
    • Jambi
    • Jateng
    • Jatim
    • Kalbar
    • Kalsel
    • Kaltara
    • Kalteng
    • Kaltim
    • Kepri
    • Lampung
    • Maluku
    • Malut
    • NTB
    • NTT
    • Papua
    • Riau
    • Sulbar
    • Sulsel
    • Sulteng
    • Sultra
    • Sulut
    • Sumbar
    • Sumsel
    • Sumut
    • Yogyakarta
  • Sudut Pandang
  • E-Paper
No Result
View All Result
Jelajah.co
No Result
View All Result
  • Pemerintahan
  • Politik
  • Pendidikan
  • Kesehatan
  • Nusantara
  • Sudut Pandang
  • E-Paper
Home Lainnya

Bangun Orang Waras: Seruan Methosa yang Menggetarkan Kesadaran

Methosa - Bangun Orang Waras

Redaksi by Redaksi
4 Februari 2025
in Lainnya, Nusantara, Pemerintahan, Pendidikan, Politik
A A
Ilustrasi

Ilustrasi

Share on FacebookShare on Twitter

Oleh Redaksi Jelajah.co

Musik kerap menjadi medium paling jujur dalam menyuarakan keresahan. Methosa, band independen yang dikenal dengan lirik-lirik tajamnya, kembali menggugah pendengar lewat lagu Bangun Orang Waras. Bukan sekadar lantunan nada, lagu ini adalah tamparan bagi mereka yang masih terbuai dalam ilusi kesejahteraan. Dengan lirik yang lugas dan tanpa basa-basi, Methosa mengajak pendengarnya untuk membuka mata, melihat kenyataan, dan mempertanyakan banyak hal yang selama ini dianggap biasa.

Kritik Tajam dalam Nada

BACA JUGA

Permahi Lampung Desak Efek Jera Maksimal Pelaku Pembalakan Liar Usai Kapal Kayu Ilegal Karam di Pesisir Barat

7 Desember 2025

Silaturahmi Dandim 05/07 Bekasi Ke Danau Indah Kalibaru Membawa Energi Dalam Memperkuat Kolaburasi

7 Desember 2025

Dari bait pertama, Methosa tak ragu menyuarakan keresahannya: “Hei bangun orang waras, demokrasi sudah basi…” Sebuah pernyataan yang menohok, mengisyaratkan bahwa sistem demokrasi yang diagung-agungkan kini terasa hambar dan kehilangan makna. Demokrasi, yang seharusnya menjadi alat perjuangan rakyat, justru semakin menjauh dari esensi sejatinya.

Lirik-lirik berikutnya membawa pendengar masuk lebih dalam ke berbagai persoalan yang terjadi di negeri ini. “Hey pak petani, pupuk mahal cuma modus! Agar beras impor jalannya bisa mulus…” menjadi sindiran keras terhadap kebijakan yang menyulitkan petani. Begitu pula dengan kondisi tenaga pendidik yang diungkap dalam lirik: “Hey pak guru, pengangkatanmu tak diurus! Agar gaji tetap kecil terus-menerus…” Sebuah realitas pahit yang kerap menjadi keluhan para guru honorer.

Lagu ini juga menyinggung isu yang tak kalah penting: perampasan lahan adat. “Hutan adat itu rumah kami, dijual kini… Ratusan tahun kami sudah di sini, sekarang menjadi lahan sawit oligarki…” Kritik yang menyoroti dampak eksploitasi lahan dan bagaimana kekuatan modal sering kali lebih diutamakan dibanding hak masyarakat adat.

Methosa juga menyentil realitas generasi muda yang dihadapkan pada ketidakpastian masa depan. “Hey pemuda! Sudahkah kau dapat kerja? Modal ijazah atau dibantu ayah…” Sebuah gambaran bagaimana sulitnya mencari pekerjaan di tengah persaingan yang semakin ketat. Tak ketinggalan, nasib buruh pun disentil dalam lirik “Hey, hey, hey, hey para buruh sudahkah kau beli susu? Juga lauk pauk untuk anak istrimu…” Sebuah potret betapa sulitnya memenuhi kebutuhan hidup dengan upah yang rendah.

Repetisi dalam bagian reff, “Yo iyo iyo iyo bangun orang waras”, terasa seperti mantra yang terus mengingatkan pendengarnya untuk sadar. Lagu ini bukan hanya sekadar hiburan, tetapi juga panggilan untuk bertindak.

Gaung di Tengah Masyarakat

Sejak dirilis, Bangun Orang Waras mendapat sambutan luas dari berbagai kalangan. Banyak yang merasa Methosa berhasil menyuarakan kegelisahan mereka. Media sosial dipenuhi dengan komentar yang mengapresiasi keberanian band ini dalam berbicara tentang isu-isu sensitif.

“Lagu ini benar-benar menggambarkan apa yang kita alami sekarang. Rasanya seperti Methosa bicara langsung mewakili suara rakyat kecil,” ujar seorang pendengar di kolom komentar YouTube.

Namun, ada pula yang menganggap kritik Methosa terlalu tajam dan tendensius. Beberapa pihak merasa bahwa lirik-lirik dalam lagu ini bisa menimbulkan ketegangan sosial. Meski demikian, hal ini justru membuktikan bahwa Methosa telah berhasil menciptakan diskusi publik yang penting.

Di berbagai platform musik digital, lagu ini mendapat banyak ulasan positif. Para pendengar mengapresiasi Methosa bukan hanya karena musikalitasnya, tetapi juga karena keberanian mereka dalam mengangkat isu-isu sosial yang kerap diabaikan.

Methosa: Musik Sebagai Perlawanan

Methosa bukanlah nama baru di dunia musik independen. Band ini dikenal dengan gaya bermusik yang penuh energi serta lirik-liriknya yang sarat kritik sosial. Tanpa takut kehilangan pendengar, mereka tetap konsisten mengusung tema-tema yang dekat dengan realitas masyarakat.

Dengan lagu-lagu seperti Bangun Orang Waras, Methosa membuktikan bahwa musik bisa lebih dari sekadar hiburan. Musik bisa menjadi alat perlawanan, penyadaran, dan bahkan revolusi kecil dalam pikiran setiap pendengarnya.

Methosa telah menyuguhkan cermin besar bagi kita semua. Tinggal pertanyaannya, apakah kita cukup berani untuk melihat pantulan diri kita di dalamnya?

Previous Post

E- Paper Jelajah, Edisi 04 Februari 2025

Next Post

Listrik Padam di Way Dadi, PLN Klaim Penanganan Sesuai SOP

Redaksi

Redaksi

Redaksi www.jelajah.co

BERITA POPULER

Warga Komplek Puri Asih Sejahtera Tolak Sengketa Lahan, PN Bekasi Lakukan Peninjauan Setempat

2 Desember 2025

FORMALIS Lampung Gelar Aksi Besar Terkait Dugaan Mafia BBM Subsidi di Tanggamus

30 November 2025

Warga Dusun 1 Way Huwi Kompak Lanjutkan Pengecoran Jalan

16 November 2025

BSP 2025: Solidaritas untuk Palestina Mengalir dari Sungai Mahakam Kalimantan Timur

25 November 2025

ALAK Serukan Penyidikan Dugaan KKN di Dinsos dan DLH Lampung, Kejati Diminta Bertindak

27 November 2025

Sekdaprov Lampung Raih Penghargaan Vision Terbaik pada ASKOMPSI Digital Leadership Government Award 2025

20 November 2025
  • Redaksi
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Hak Cipta
  • Privacy Policy

© 2024 JELAJAH.CO - All Rights Reserved.

No Result
View All Result
  • Pemerintahan
  • Politik
  • Pendidikan
  • Kesehatan
  • Nusantara
    • Aceh
    • Babel
    • Bali
    • Banten
    • Bengkulu
    • Gorontalo
    • Jabar
    • Jakarta
    • Jambi
    • Jateng
    • Jatim
    • Kalbar
    • Kalsel
    • Kaltara
    • Kalteng
    • Kaltim
    • Kepri
    • Lampung
    • Maluku
    • Malut
    • NTB
    • NTT
    • Papua
    • Riau
    • Sulbar
    • Sulsel
    • Sulteng
    • Sultra
    • Sulut
    • Sumbar
    • Sumsel
    • Sumut
    • Yogyakarta
  • Sudut Pandang
  • E-Paper

© 2024 JELAJAH.CO - All Rights Reserved.