• Redaksi
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Hak Cipta
  • Privacy Policy
Senin, 8 Desember 2025
Kirimi Artikel Yukk  
www.jelajah.co
No Result
View All Result
  • Pemerintahan
  • Politik
  • Pendidikan
  • Kesehatan
  • Nusantara
    • Aceh
    • Babel
    • Bali
    • Banten
    • Bengkulu
    • Gorontalo
    • Jabar
    • Jakarta
    • Jambi
    • Jateng
    • Jatim
    • Kalbar
    • Kalsel
    • Kaltara
    • Kalteng
    • Kaltim
    • Kepri
    • Lampung
    • Maluku
    • Malut
    • NTB
    • NTT
    • Papua
    • Riau
    • Sulbar
    • Sulsel
    • Sulteng
    • Sultra
    • Sulut
    • Sumbar
    • Sumsel
    • Sumut
    • Yogyakarta
  • Sudut Pandang
  • E-Paper
  • Pemerintahan
  • Politik
  • Pendidikan
  • Kesehatan
  • Nusantara
    • Aceh
    • Babel
    • Bali
    • Banten
    • Bengkulu
    • Gorontalo
    • Jabar
    • Jakarta
    • Jambi
    • Jateng
    • Jatim
    • Kalbar
    • Kalsel
    • Kaltara
    • Kalteng
    • Kaltim
    • Kepri
    • Lampung
    • Maluku
    • Malut
    • NTB
    • NTT
    • Papua
    • Riau
    • Sulbar
    • Sulsel
    • Sulteng
    • Sultra
    • Sulut
    • Sumbar
    • Sumsel
    • Sumut
    • Yogyakarta
  • Sudut Pandang
  • E-Paper
No Result
View All Result
Jelajah.co
No Result
View All Result
  • Pemerintahan
  • Politik
  • Pendidikan
  • Kesehatan
  • Nusantara
  • Sudut Pandang
  • E-Paper
Home Nusantara Lampung

Ketika Jalanan Jadi Ladang Rejeki Haram

Redaksi by Redaksi
24 Desember 2024
in Lampung, Nusantara, Pemerintahan
A A
Share on FacebookShare on Twitter

Way Kanan – Seperti jalan yang penuh dengan jebakan tikus, begitulah nasib jalur angkutan batubara di Way Kanan. Para pengemudi truk bukan hanya harus menghadapi terjalnya medan, tetapi juga segudang pos pungli yang siap menguras kantong. Bagi mereka, setiap kilometer adalah pertaruhan antara membawa pulang nafkah atau kembali dengan dompet kosong.

Ketua Asosiasi Wartawan Profesional Indonesia (AWPI) Way Kanan, Agus Medi, menyebutkan praktik pungli di daerah ini bak lumut yang terus tumbuh di bebatuan licin. Dari Pos Way Pisang di Kecamatan Way Tuba hingga RSS Kampung Tanjung Raja Sakti, setiap pemberhentian menjadi momok menakutkan. Tarif pungutan liar yang mencapai Rp250 ribu di Pos Srimumpun, misalnya, tak ubahnya pajak ilegal yang menghimpit para pengemudi.

“Bayangkan, satu perjalanan saja bisa menghabiskan ratusan ribu. Padahal, di rumah, anak istri mereka menunggu dengan harapan besar dari hasil kerja keras itu,” ungkap Agus Medi, Selasa (24/12/24).

BACA JUGA

Permahi Lampung Desak Efek Jera Maksimal Pelaku Pembalakan Liar Usai Kapal Kayu Ilegal Karam di Pesisir Barat

7 Desember 2025

Silaturahmi Dandim 05/07 Bekasi Ke Danau Indah Kalibaru Membawa Energi Dalam Memperkuat Kolaburasi

7 Desember 2025

Ia juga mengibaratkan konvoi truk-truk batubara yang kerap memenuhi jalan seperti naga panjang yang melilit jalan raya. Tanpa jeda yang cukup, kendaraan pribadi sering kali terjebak, kesulitan mencari celah untuk melaju. Apalagi saat arus mudik Natal dan Tahun Baru (Nataru) yang semakin ramai, situasi ini ibarat api dalam sekam yang siap membakar kemarahan pengguna jalan.

“Truk-truk ini sering beriringan lebih dari sepuluh kendaraan dengan jarak yang tidak sesuai aturan. Banyak keluarga yang terpaksa berhenti menunggu mereka lewat, bahkan beberapa kali ini memicu kecelakaan,” tambahnya.

Agus Medi berharap Kepolisian Daerah Lampung menindak tegas praktik pungli ini, seperti yang telah dilakukan di Lampung Utara. Penegakan hukum menjadi kunci untuk menghapus “jebakan tikus” di jalur Way Kanan, sehingga perjalanan masyarakat menjadi lebih lancar dan selamat.

“Semoga kali ini aparat benar-benar bertindak, karena bukan hanya para sopir yang dirugikan, tetapi juga seluruh masyarakat pengguna jalan,” tegasnya.

Seperti halnya tikus yang takut pada jebakan, pelaku pungli pun mestinya gentar pada hukum yang tegas. Namun, tanpa tindakan nyata, mereka akan terus merasa nyaman menggerogoti rezeki orang lain, meninggalkan jalanan sebagai simbol keputusasaan bagi yang melintasinya. Red)

Previous Post

SDM Lampung: Tertinggal di Tengah Lintasan Pembangunan Sumatra

Next Post

20 Tahun Tsunami Aceh: Dari Duka yang Dalam, Menuju Kekuatan Baru untuk Masa Depan

Redaksi

Redaksi

Redaksi www.jelajah.co

BERITA POPULER

Warga Komplek Puri Asih Sejahtera Tolak Sengketa Lahan, PN Bekasi Lakukan Peninjauan Setempat

2 Desember 2025

FORMALIS Lampung Gelar Aksi Besar Terkait Dugaan Mafia BBM Subsidi di Tanggamus

30 November 2025

Warga Dusun 1 Way Huwi Kompak Lanjutkan Pengecoran Jalan

16 November 2025

BSP 2025: Solidaritas untuk Palestina Mengalir dari Sungai Mahakam Kalimantan Timur

25 November 2025

ALAK Serukan Penyidikan Dugaan KKN di Dinsos dan DLH Lampung, Kejati Diminta Bertindak

27 November 2025

Sekdaprov Lampung Raih Penghargaan Vision Terbaik pada ASKOMPSI Digital Leadership Government Award 2025

20 November 2025
  • Redaksi
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Hak Cipta
  • Privacy Policy

© 2024 JELAJAH.CO - All Rights Reserved.

No Result
View All Result
  • Pemerintahan
  • Politik
  • Pendidikan
  • Kesehatan
  • Nusantara
    • Aceh
    • Babel
    • Bali
    • Banten
    • Bengkulu
    • Gorontalo
    • Jabar
    • Jakarta
    • Jambi
    • Jateng
    • Jatim
    • Kalbar
    • Kalsel
    • Kaltara
    • Kalteng
    • Kaltim
    • Kepri
    • Lampung
    • Maluku
    • Malut
    • NTB
    • NTT
    • Papua
    • Riau
    • Sulbar
    • Sulsel
    • Sulteng
    • Sultra
    • Sulut
    • Sumbar
    • Sumsel
    • Sumut
    • Yogyakarta
  • Sudut Pandang
  • E-Paper

© 2024 JELAJAH.CO - All Rights Reserved.