Bandar Lampung – Jalan Hi. Madang di Kecamatan Sukarame, Bandar Lampung, kini menjadi saksi bisu ketidakpedulian terhadap kepentingan rakyat. Jalan utama yang menghubungkan sejumlah perkantoran penting, seperti Kantor PU Kota Bandar Lampung, KPU, dan Kejaksaan Negeri, kini lebih mirip ladang becek dan jurang berlubang. Apa yang sebelumnya hanya sebuah lubang, kini telah berkembang menjadi serangkaian ‘krater’ yang tak kunjung ditambal—bahkan jika dilihat, mungkin jalan ini berharap punya gelar sebagai ‘jalan terpanjang yang rusak’.
Pantauan pada Selasa (17/12/2024) menunjukkan jalan yang kini tidak hanya rusak, tapi juga penuh genangan air, membuatnya lebih mirip sungai kecil dari pada jalan umum. Warga setempat pun sudah muak, dan memutuskan untuk ‘bekerja sama’ dengan alat berat sewaan untuk menambal jalan yang terus tergerus waktu. Dana pribadi, tentu saja, karena jika mengandalkan anggaran pemerintah, mungkin harus menunggu hingga 2025.
“Sudah berbulan-bulan rusaknya, hanya bertahan beberapa hari setelah diperbaiki, lalu rusak lagi. Kasihan ibu hamil, anak sekolah, dan mahasiswa yang lewat sini. Selain bahaya, jalannya juga bikin baju kotor,” ungkap Putra Sanjaya, seorang warga yang hampir setiap hari melintasi jalan tersebut.
Seorang warga lainnya, yang lebih memilih untuk tetap anonim, menyatakan bahwa ia sudah terpaksa menyewa alat berat hanya untuk menambal sebagian jalan yang rusak.
“Kami hanya menambal sedikit dan merapikan bagian jalan yang rusak. Ini pakai uang pribadi, karena kalau menunggu pemerintah, susah. Sudah pernah viral juga, tapi sampai sekarang belum ada perbaikan,” ujar warga tersebut.
Harapan pun muncul, meskipun sudah hampir menjadi lelucon. Warga berharap, pemerintah yang memiliki kantor-kantor besar di sekitar kawasan itu dapat segera memperbaiki jalan yang sudah lama terabaikan ini.
Camat Sukarame, Zolahudin Al Zamzani, mengungkapkan bahwa pihaknya akan segera meninjau kondisi jalan tersebut dan melaporkannya ke dinas terkait. Namun, warga setempat tetap berharap bahwa kali ini bukan hanya janji kosong yang akan mereka dengar.
“Harapan kami pemerintah cepat turun tangan, apalagi ini jalan utama di tengah kota,” tutur salah seorang warga dengan nada penuh harapan.
Sejauh ini, Jalan Hi. Madang tampaknya sudah cukup ‘memperjuangkan dirinya’ untuk tetap bertahan, meskipun rusak dan membahayakan. Kini, kita tinggal menunggu apakah harapan warga akan segera terwujud atau jalan ini akan terus ‘berdebat’ dengan nasibnya. (Aby/*)








