• Redaksi
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Hak Cipta
  • Privacy Policy
Senin, 15 September 2025
Kirimi Artikel Yukk  
www.jelajah.co
No Result
View All Result
  • Pemerintahan
  • Politik
  • Pendidikan
  • Kesehatan
  • Nusantara
    • Aceh
    • Babel
    • Bali
    • Banten
    • Bengkulu
    • Gorontalo
    • Jabar
    • Jakarta
    • Jambi
    • Jateng
    • Jatim
    • Kalbar
    • Kalsel
    • Kaltara
    • Kalteng
    • Kaltim
    • Kepri
    • Lampung
    • Maluku
    • Malut
    • NTB
    • NTT
    • Papua
    • Riau
    • Sulbar
    • Sulsel
    • Sulteng
    • Sultra
    • Sulut
    • Sumbar
    • Sumsel
    • Sumut
    • Yogyakarta
  • Sudut Pandang
  • E-Paper
  • Pemerintahan
  • Politik
  • Pendidikan
  • Kesehatan
  • Nusantara
    • Aceh
    • Babel
    • Bali
    • Banten
    • Bengkulu
    • Gorontalo
    • Jabar
    • Jakarta
    • Jambi
    • Jateng
    • Jatim
    • Kalbar
    • Kalsel
    • Kaltara
    • Kalteng
    • Kaltim
    • Kepri
    • Lampung
    • Maluku
    • Malut
    • NTB
    • NTT
    • Papua
    • Riau
    • Sulbar
    • Sulsel
    • Sulteng
    • Sultra
    • Sulut
    • Sumbar
    • Sumsel
    • Sumut
    • Yogyakarta
  • Sudut Pandang
  • E-Paper
No Result
View All Result
Jelajah.co
No Result
View All Result
  • Pemerintahan
  • Politik
  • Pendidikan
  • Kesehatan
  • Nusantara
  • Sudut Pandang
  • E-Paper
Home Nusantara Aceh

Ratusan Tokoh Dunia Berkumpul di Banda Aceh, Tagih Janji Perdamaian MoU Helsinki

Redaksi by Redaksi
14 Agustus 2025
in Aceh, Nusantara, Pemerintahan
A A
Share on FacebookShare on Twitter

BANDA ACEH, Jelajah.co — Dua dekade setelah dentum senjata di Aceh terhenti, ratusan tokoh lokal dan internasional akan kembali duduk satu meja di Banda Aceh, Kamis (14/8/2025), untuk menagih janji perdamaian MoU Helsinki. Dari mantan negosiator, diplomat 12 negara, hingga Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono, semua hadir membedah capaian dan kekurangan perjanjian yang mengakhiri konflik 30 tahun itu.

Bagi banyak warga Aceh, peringatan ini bukan sekadar seremoni. Bagi mereka, 20 tahun silam adalah titik balik dari hidup dalam ketakutan menjadi hidup dengan harapan. Namun, di tengah damainya hari ini, masih ada amanat MoU yang belum sepenuhnya diwujudkan — mulai dari kewenangan khusus hingga hak-hak ekonomi yang dijanjikan.

Acara bertajuk Diskusi dan Peringatan Internasional 20 Tahun MoU Helsinki: Progress and Challenges ini akan berlangsung di Hermes Palace Hotel, Banda Aceh, pukul 14.00 WIB. Forum ini digelar oleh Badan Reintegrasi Aceh (BRA) dan Pemerintah Aceh, bekerja sama dengan lembaga nasional dan internasional.

BACA JUGA

Dirga Al-Fatih Siap Mewakili Lampung dalam ajang FLS3N Tingkat Nasional

13 September 2025

Menag: UIN Harus Cetak Cendekiawan Muslim, Bukan Sekadar Ilmuwan

13 September 2025

Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono, yang menjadi bagian penting dari proses damai, akan menyampaikan sambutan melalui video conference. Sementara Minna Kukkonen Kalender dari Crisis Management Initiative (CMI), lembaga yang memediasi perundingan Helsinki  turut hadir memberikan pandangan.

Rangkaian diskusi akan terbagi dalam dua panel utama.

Panel I – Tinjauan MoU dan Masa Depan Aceh dipandu Dr. Sofyan A. Djalil, menghadirkan pembicara Mr. Peter Feith (mantan Kepala Misi Monitoring Aceh), Duta Besar Belanda, Duta Besar Uni Eropa untuk negara-negara Asia, Juha Christensen (pendiri Asian Peace and Reconciliation Council), Prof. Jacques Bertrand, Dr. Zaini Abdullah (mantan Menteri Luar Negeri dan negosiator GAM; Gubernur Aceh 2012–2017), Teuku Kamaruzzaman (mantan negosiator GAM), dan Rektor Universitas Syiah Kuala.

Panel II – Pelajaran dan Resolusi dipandu Dr. Fachry Aly, dengan pembicara Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia, Dr. Scott Guggenheim (antropolog pembangunan – Universitas Georgetown), Alanna L. Simpson (Bank Dunia), Tgk Amni Bin Ahmad Marzuki (anggota tim negosiator GAM), Rektor Universitas Islam Negeri Ar-Raniry, dan Chalida Tajaroensuk (People’s Empowerment Foundation, Thailand).

Juru bicara panitia pelaksana menegaskan, forum ini adalah momen refleksi dan evaluasi bersama antara mantan negosiator, diplomat, akademisi, dan masyarakat sipil. “Ini bukan sekadar peringatan – tetapi momentum refleksi, evaluasi, dan penyusunan langkah ke depan untuk memastikan seluruh amanat MoU Helsinki benar-benar terwujud,” ujarnya.

Penyelenggara berharap, pertemuan ini menghasilkan rekomendasi strategis yang tidak hanya memperkuat rekonsiliasi dan menjaga perdamaian, tetapi juga mendorong pembangunan berkelanjutan yang berpihak pada rakyat Aceh. (Red)

Previous Post

Mahasiswa KKN UIN RIL Sukses Sosialisasikan PORI AKSI di SMAN 9 Bandar Lampung

Next Post

SMA Negeri 1 Pringsewu Dituding Rekayasa Hukum untuk Keluarkan Siswa Berprestasi

Redaksi

Redaksi

Redaksi www.jelajah.co

BERITA POPULER

Suara Perlawanan Teladas: Menantang Raksasa Tebu SGC

17 Agustus 2025

Dikembalikan ke Kursi Lama: Kisah Seorang Pejabat Perikanan yang Tenang Meski Tersisih

25 Agustus 2025

Gemparin Desak Pemkot Tutup Tempat Hiburan Malam Pasca Penggerbekan “Pesta Narkoba” Pengurus HIPMI Lampung

5 September 2025

Lampung Tunjukkan Wajah Damai Unjuk Rasa

1 September 2025

Reforma Agraria Jadi Sorotan, Mahasiswa Lampung Desak Ukur Ulang HGU PT SGC

1 September 2025

Permainan Sandiwara Sosial Media Para Pejabat Publik

23 Agustus 2025
  • Redaksi
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Hak Cipta
  • Privacy Policy

© 2024 JELAJAH.CO - All Rights Reserved.

No Result
View All Result
  • Pemerintahan
  • Politik
  • Pendidikan
  • Kesehatan
  • Nusantara
    • Aceh
    • Babel
    • Bali
    • Banten
    • Bengkulu
    • Gorontalo
    • Jabar
    • Jakarta
    • Jambi
    • Jateng
    • Jatim
    • Kalbar
    • Kalsel
    • Kaltara
    • Kalteng
    • Kaltim
    • Kepri
    • Lampung
    • Maluku
    • Malut
    • NTB
    • NTT
    • Papua
    • Riau
    • Sulbar
    • Sulsel
    • Sulteng
    • Sultra
    • Sulut
    • Sumbar
    • Sumsel
    • Sumut
    • Yogyakarta
  • Sudut Pandang
  • E-Paper

© 2024 JELAJAH.CO - All Rights Reserved.