Jakarta, Jelajah.co – Wakil Gubernur DKI Jakarta Rano Karno meninjau dua moda transportasi publik, yaitu Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta dan Transjakarta, pada Selasa (25/02/25). Ia memulai perjalanan dari Stasiun MRT Lebak Bulus menuju Stasiun MRT Bundaran HI, dengan sempat singgah di Stasiun Blok M yang terintegrasi dengan Blok M Plaza.
Setibanya di Stasiun MRT Bundaran HI, Rano melanjutkan tinjauan ke Halte Transjakarta Bundaran HI dan menaiki bus Transjakarta Koridor 6A (Ragunan–Balai Kota via Kuningan) menuju Balai Kota Jakarta. Dari pengalaman tersebut, ia semakin yakin bahwa pengembangan transportasi publik berbasis Transit Oriented Development (TOD) sangat bermanfaat bagi masyarakat.
“Ini hari kelima saya bekerja sebagai Wagub. Saya semakin optimis Jakarta akan semakin menyala. Saya ingin melihat langsung perencanaan dan pengembangan MRT. Jujur, saya tidak menyangka PT MRT Jakarta jauh lebih cepat mempersiapkan diri,” ujarnya.
Menurut Rano, konsep TOD berperan penting dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi kota, seperti yang terlihat di Blok M. Namun, ia juga menyoroti sejumlah kendala dalam pengembangan MRT, terutama terkait lahan.
“Seperti di Pasar Jumat, yang sekarang dijadikan tempat parkir motor. Kondisinya masih semrawut karena pondasinya tanah. Insyaallah, Mei nanti akan dibangun area parkir tujuh tingkat agar masyarakat dari selatan Jakarta, termasuk Tangerang Selatan, bisa parkir di sana dan melanjutkan perjalanan dengan MRT,” jelasnya.
Selain itu, ia meminta PT MRT Jakarta dan PT Transjakarta memperbaiki mesin tap kartu elektronik agar transaksi lebih cepat serta memastikan fasilitas lift berfungsi dengan baik bagi penyandang disabilitas. Ia juga mengusulkan agar stasiun MRT dijadikan ruang ekspresi bagi seniman setelah melalui proses kurasi.
“Saya sudah bicara dengan sahabat seniman yang punya sekolah musik. Mereka bisa tampil di sini setelah kurasi. Dirut MRT Jakarta juga sudah mengizinkan, bahkan programnya sudah berjalan setiap Rabu dan Jumat,” ungkapnya.
Target Jakarta Jadi Kota Global
Rano menegaskan bahwa PT MRT Jakarta telah memiliki masterplan yang baik untuk pengembangan TOD. Ia berharap, selama kepemimpinan Pramono Anung dan dirinya pada periode 2025-2030, berbagai persoalan Jakarta bisa dituntaskan dan manfaatnya bisa dirasakan langsung oleh masyarakat.
“Kami menargetkan Jakarta naik peringkat dari 74 menjadi 50 dalam daftar kota global. Ini sejalan dengan UU No. 2 Tahun 2024 yang mengamanatkan Jakarta sebagai kota ekonomi nasional dan kota global,” ujarnya.
Ia juga menyoroti progres konstruksi MRT Jakarta Lintas Utara-Selatan Fase 2A (Harmoni–Ancol), yang hingga 25 Januari 2025 telah mencapai 45,31 persen. Rinciannya:
- CP 201 (Thamrin–Monas): 85,44%
- CP 202 (Harmoni–Sawah Besar–Mangga Besar): 46,11%
- CP 203 (Glodok–Kota): 67,95%
- CP 205 (sistem perkeretaapian & rel): 11,48%
Segmen 1 (Bundaran HI–Harmoni) ditargetkan rampung pada 2027, sementara Segmen 2 (Harmoni–Kota) ditargetkan selesai pada 2029.
Total penumpang MRT Jakarta sepanjang 2024 mencapai 40.821.425 orang, dengan rata-rata harian 111.534 penumpang, melebihi target 92.000 penumpang/hari. Pada 2025, target dinaikkan menjadi 115.000 penumpang/hari.
Sementara itu, layanan Transjakarta telah mencatat 371,4 juta pelanggan dengan rata-rata lebih dari 1 juta pelanggan per hari. Saat ini, 91,7 persen populasi Jakarta sudah terlayani oleh Transjakarta. Jumlah armada bertambah dua persen menjadi 4.388 unit, dan jumlah rute meningkat tiga persen menjadi 242 rute. Sedangkan, 45 halte Transjakarta sedang dalam proses revitalisasi. (kahfi)