Bandarlampung, Jelajah.co – Ketika Mahkamah Konstitusi (MK) membatalkan kemenangan Aries Sandi Darma Putra dalam Pemilihan Bupati Pesawaran 2024, bukan hanya sebuah keputusan hukum yang tercatat, tetapi juga secarik harapan yang terkoyak. Banyak warga yang menggantungkan harapan pada perubahan yang dijanjikan, kini terpaksa menelan kenyataan pahit bahwa mimpi mereka harus tertunda—atau bahkan sirna.
Di warung kopi kecil di Kecamatan Gedong Tataan, obrolan masyarakat sore itu dipenuhi oleh rasa kecewa. Nama Aries Sandi sebelumnya dielu-elukan sebagai figur yang membawa semangat baru bagi Pesawaran. Dengan perolehan suara yang signifikan, ia dianggap sebagai simbol harapan untuk kebijakan yang lebih pro-rakyat, pembangunan yang lebih pesat, dan pelayanan publik yang lebih baik.
“Kami memilih beliau karena ingin perubahan. Kami percaya, Aries Sandi bisa membawa Pesawaran ke arah yang lebih baik,” kata Rizal, seorang pedagang yang sejak awal menjadi pendukung setia pasangan nomor urut 1 tersebut.
Namun, keputusan MK yang mendiskualifikasi Aries Sandi karena permasalahan administrasi, khususnya terkait keabsahan ijazahnya, membuat hasil pemilihan ini tidak berlaku lagi. Tak pelak, keputusan ini memunculkan berbagai reaksi dari masyarakat, mulai dari kebingungan hingga kekecewaan yang mendalam.
Bagi sebagian warga, putusan MK memang harus dihormati sebagai bagian dari sistem hukum. Namun, bagi mereka yang telah mencurahkan energi dan harapan dalam pesta demokrasi ini, ada perasaan seakan suara mereka tak lagi berarti. “Kalau memang ada masalah sejak awal, kenapa tidak dari dulu saja? Kenapa baru setelah menang malah digugurkan?” tanya Yuni, seorang ibu rumah tangga yang turut aktif dalam kampanye.
Situasi ini meninggalkan polemik baru, MK telah memutuskan bahwa Pesawaran harus melaksanakan pemilihan ulang dengan waktu 90 hari dari ditetapkan putusan dengan tidak mengikut sertakan Aries Sandi dalam pilkada tersebut, lalu siapakah yang akan menggantikan posisi yang ditinggalkan Aries Sandi? Keputusan akan diserahkan pada partai politik pengusung Aries Sandi-Supriyanto.
Namun, di tengah ketidakpastian ini, semangat perubahan tetap membara. Banyak warga yang berharap, jikapun terjadi pemilihan ulang, mereka akan tetap berpegang teguh pada keyakinan akan perlunya perubahan. “Kami tidak akan menyerah begitu saja. Kami ingin pemimpin yang benar-benar membawa Pesawaran ke arah yang lebih baik,” ujar seorang warga lainnya.
Di balik semua ini, satu hal yang pasti: demokrasi di Pesawaran telah mengalami guncangan besar. Harapan perubahan yang sempat membuncah kini meredup, menyisakan kekecewaan dan tanda tanya bagi masa depan kabupaten ini. Namun, asa itu belum padam. Jika kesempatan itu datang kembali, masyarakat Pesawaran siap memastikan suara mereka tetap lantang untuk perubahan. (Red)