• Redaksi
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Hak Cipta
  • Privacy Policy
Rabu, 19 November 2025
Kirimi Artikel Yukk  
www.jelajah.co
No Result
View All Result
  • Pemerintahan
  • Politik
  • Pendidikan
  • Kesehatan
  • Nusantara
    • Aceh
    • Babel
    • Bali
    • Banten
    • Bengkulu
    • Gorontalo
    • Jabar
    • Jakarta
    • Jambi
    • Jateng
    • Jatim
    • Kalbar
    • Kalsel
    • Kaltara
    • Kalteng
    • Kaltim
    • Kepri
    • Lampung
    • Maluku
    • Malut
    • NTB
    • NTT
    • Papua
    • Riau
    • Sulbar
    • Sulsel
    • Sulteng
    • Sultra
    • Sulut
    • Sumbar
    • Sumsel
    • Sumut
    • Yogyakarta
  • Sudut Pandang
  • E-Paper
  • Pemerintahan
  • Politik
  • Pendidikan
  • Kesehatan
  • Nusantara
    • Aceh
    • Babel
    • Bali
    • Banten
    • Bengkulu
    • Gorontalo
    • Jabar
    • Jakarta
    • Jambi
    • Jateng
    • Jatim
    • Kalbar
    • Kalsel
    • Kaltara
    • Kalteng
    • Kaltim
    • Kepri
    • Lampung
    • Maluku
    • Malut
    • NTB
    • NTT
    • Papua
    • Riau
    • Sulbar
    • Sulsel
    • Sulteng
    • Sultra
    • Sulut
    • Sumbar
    • Sumsel
    • Sumut
    • Yogyakarta
  • Sudut Pandang
  • E-Paper
No Result
View All Result
Jelajah.co
No Result
View All Result
  • Pemerintahan
  • Politik
  • Pendidikan
  • Kesehatan
  • Nusantara
  • Sudut Pandang
  • E-Paper
Home Nusantara Jakarta

Negara Gagal, Brutalitas Aparat Harus Dihentikan

Redaksi by Redaksi
29 Agustus 2025
in Jakarta
A A
Share on FacebookShare on Twitter

Jakarta, Jelajah.co — Gugurnya Affan Kurniawan pada aksi demonstrasi 28 Agustus 2025 mendapat sorotan tajam dari Pagar Nusa Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (UNUSIA). Ketua Pagar Nusa UNUSIA menilai peristiwa itu bukan kecelakaan biasa, melainkan potret kegagalan negara dalam melindungi hak hidup warganya.

“Ketika aparat yang digaji dengan uang rakyat berubah menjadi mesin represi, maka sesungguhnya negara sedang memperlihatkan wajah aslinya: lebih takut pada suara rakyat daripada pada dosa ketidakadilan,” tegas Ketua Pagar Nusa UNUSIA, Jumat (29/8/25).

Ia menegaskan, keterlibatan Pagar Nusa dalam aksi 28–29 Agustus 2025 adalah bentuk penolakan untuk diam. Pagar Nusa, katanya, bukan hanya penjaga diri, tetapi juga penjaga martabat.

BACA JUGA

Hasil Penjaringan dan Penilaian Kualitatif Calon Rektor UIN RIL Disampaikan Langsung kepada Menteri Agama

18 November 2025

Kepala Rutan Cipinang Hadiri Imipas RUN 2025, Dorong Penguatan Kebersamaan dan Pengabdian

16 November 2025

“Ketika rakyat dipukul, mahasiswa ditangkap, dan nyawa melayang, maka diam adalah pengkhianatan terhadap Islam, Pancasila, dan kemanusiaan,” lanjutnya.

Menurutnya, tragedi gugurnya Affan Kurniawan menambah daftar panjang kekerasan aparat terhadap rakyat. Mulai dari tragedi mahasiswa 1998, korban #ReformasiDikorupsi 2019, tragedi Kanjuruhan 2022, hingga kini 2025.

“Semua korban jatuh bukan karena rakyat salah menuntut, tetapi karena negara gagal mendengar. Pola ini membuktikan bahwa kekerasan bukan ‘oknum’, melainkan strategi kekuasaan untuk menundukkan rakyat,” ujarnya.

Dalam sikap resmi, Pagar Nusa UNUSIA menyampaikan tiga poin penting. Pertama, Kepolisian Republik Indonesia harus bertanggung jawab penuh atas gugurnya Affan Kurniawan. Penegakan hukum tidak boleh berhenti di “oknum”, melainkan harus menjerat seluruh rantai komando.

Kedua, negara wajib menghentikan brutalitas aparat. Kekerasan negara, termasuk penggunaan gas air mata dan peluru karet, disebut hanya memperlihatkan ketakutan rezim terhadap rakyatnya sendiri.

Ketiga, hentikan kriminalisasi terhadap suara rakyat. Demonstrasi, menurutnya, adalah hak konstitusional, bukan ancaman.

“Demokrasi tidak bisa hidup di bawah bayang-bayang senjata. Gugurnya Affan adalah peringatan keras bahwa hukum telah dikooptasi oleh kekuasaan, dan aparat kehilangan fungsi moralnya,” tandas Ketua Pagar Nusa UNUSIA.

Ia menutup pernyataannya dengan seruan lantang: “Hidup rakyat! Hidup mahasiswa! Lawan represi, tegakkan keadilan!”

Previous Post

Sesditjen Pendis Kemenag RI Beri Arahan 3N untuk Mahasiswa Baru UIN Raden Intan Lampung

Next Post

Dosen UIN Raden Intan Presentasi Riset di Uzbekistan, Soroti Kolonialisme Epistemik

Redaksi

Redaksi

Redaksi www.jelajah.co

BERITA POPULER

UIN Raden Intan Lampung Pilih Pendekatan Humanis Terkait Pedagang Sekitar Kampus

4 November 2025

Dosen Umitra Masuk Tim MPRD Provinsi Lampung 2025-2030

7 November 2025

Camat Kasui Tanggapi Viral Jalan Rusak di Way Kanan

6 November 2025

Revitalisasi Semangat Sumpah Pemuda di Tengah Dinamika Zaman

28 Oktober 2025

Pemprov Lampung Raih Nilai MCSP Tertinggi se-Lampung, Masuk 10 Besar Nasional

5 November 2025

HIPMI Lamtim Akan Ungkap Modus Operandi Tender Pengadaan Barang/Jasa di Lampung Timur

5 November 2025
  • Redaksi
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Hak Cipta
  • Privacy Policy

© 2024 JELAJAH.CO - All Rights Reserved.

No Result
View All Result
  • Pemerintahan
  • Politik
  • Pendidikan
  • Kesehatan
  • Nusantara
    • Aceh
    • Babel
    • Bali
    • Banten
    • Bengkulu
    • Gorontalo
    • Jabar
    • Jakarta
    • Jambi
    • Jateng
    • Jatim
    • Kalbar
    • Kalsel
    • Kaltara
    • Kalteng
    • Kaltim
    • Kepri
    • Lampung
    • Maluku
    • Malut
    • NTB
    • NTT
    • Papua
    • Riau
    • Sulbar
    • Sulsel
    • Sulteng
    • Sultra
    • Sulut
    • Sumbar
    • Sumsel
    • Sumut
    • Yogyakarta
  • Sudut Pandang
  • E-Paper

© 2024 JELAJAH.CO - All Rights Reserved.