Oleh: Edy Sudrajat
Mahkamah Konstitusi (MK) telah membatalkan keputusan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Pesawaran dan mengharuskan Pemungutan Suara Ulang (PSU) dalam Pilkada Pesawaran.
Keputusan ini membawa dampak besar bagi stabilitas politik dan sosial di daerah tersebut. Polarisasi di antara pendukung calon bupati telah menciptakan ketegangan yang berisiko memecah belah masyarakat. Dalam situasi seperti ini, kehadiran figur alternatif yang mampu menengahi konflik menjadi kebutuhan mendesak.
Masyarakat Lebih Penting dari Kepentingan Politik
Pilkada seharusnya menjadi ajang demokrasi yang sehat, bukan medan pertempuran yang merusak tatanan sosial. Namun, kenyataannya, banyak pihak terjebak dalam polarisasi, seolah kemenangan kandidat adalah segalanya. Padahal, yang lebih utama adalah kesejahteraan rakyat.
Dengan adanya PSU, masyarakat Pesawaran berhak mendapatkan pilihan lebih baik—pemimpin yang tidak hanya mengejar kemenangan politik, tetapi juga memiliki komitmen kuat untuk membangun daerah secara inklusif. Figur alternatif yang muncul harus mampu merangkul semua pihak, menyatukan kembali masyarakat, dan fokus pada program pembangunan yang nyata.
Fokus pada Kesejahteraan dan Pembangunan Daerah
Pesawaran memiliki potensi besar di sektor pertanian, perikanan, dan pariwisata. Namun, tanpa pemimpin yang berorientasi pada pembangunan, potensi ini sulit berkembang. PSU harus menjadi momentum untuk memilih pemimpin dengan kriteria berikut:
1. Berintegritas dan Netral
Tidak terjebak dalam konflik kepentingan, tetapi berperan sebagai pemersatu masyarakat.
2. Berorientasi pada Rakyat
Memprioritaskan kesejahteraan masyarakat di atas ambisi politik.
3. Berkomitmen pada Pembangunan Berkelanjutan
Mengembangkan infrastruktur, ekonomi, dan kesejahteraan sosial dengan program yang konkret dan realistis.
Stop Perseteruan, Bangun Pesawaran Bersama
Persaingan politik adalah hal biasa, tetapi ketika perseteruan justru merusak persatuan, maka rekonsiliasi menjadi keharusan. Semua pihak—baik kandidat, pendukung, maupun masyarakat—harus kembali melihat tujuan utama pilkada: membangun Pesawaran yang lebih maju. PSU ini harus menjadi titik balik untuk membangun politik yang sehat, berbasis ide dan gagasan, bukan sekadar perebutan kekuasaan.
Kini saatnya masyarakat Pesawaran memilih dengan lebih bijak. Jangan terjebak dalam politik permusuhan. Pilihlah pemimpin yang mampu mendamaikan, membangun, dan membawa perubahan nyata bagi daerah. Karena pada akhirnya, kesejahteraan rakyat harus menjadi prioritas utama.