Jelajah.co, Lampung – Suasana memanas saat dua calon gubernur Lampung beradu visi dalam debat perdana yang berlangsung pada Minggu malam, 13 Oktober 2024. Arinal Djunaidi dan Rahmat Mirzani Djausal, yang bersaing ketat di Pilkada Lampung 2024, saling memaparkan solusi atas masalah krusial yang menghantui provinsi ini—mulai dari infrastruktur yang hancur hingga ekonomi yang stagnan.
Jalan Rusak dan Angkutan Batubara: Siapa yang Bertanggung Jawab?
Infrastruktur buruk di Lampung seolah menjadi cermin dari masalah mendalam di provinsi ini. Arinal Djunaidi, petahana dengan nomor urut 1, tidak menutupi fakta bahwa salah satu biang keladi kerusakan jalan adalah angkutan batubara. Dalam debat itu, Arinal mengemukakan niatnya untuk memperbaiki konektivitas antar kabupaten, yang menurutnya akan menjadi prioritas utama jika terpilih kembali.
Namun, Arinal tidak sekadar menjanjikan perbaikan jalan. Ia menegaskan bahwa ada kebutuhan mendesak untuk regulasi lebih ketat terhadap angkutan batubara yang selama ini memperparah kerusakan infrastruktur. “Kita harus menyelamatkan jalan kita. Ini bukan hanya soal anggaran, tapi tentang keberlanjutan,” ujarnya tegas.
Di sisi lain, Rahmat Mirzani Djausal, yang menantang petahana dengan inovasi dan visi jangka panjang, menawarkan pendekatan berbeda. Kandidat nomor urut 2 ini memperkenalkan konsep smart roads, yang memungkinkan pemantauan jalan secara digital, sehingga setiap kerusakan bisa segera tertangani. “Kita tidak bisa terus menggunakan cara-cara lama. Teknologi akan membantu kita mendeteksi dan memperbaiki jalan sebelum rusak parah,” papar Rahmat dengan percaya diri.
Ekonomi yang Lesu: Dua Solusi Berbeda
Jika persoalan infrastruktur menjadi pertanyaan besar, tantangan ekonomi Lampung tak kalah berat. Arinal kembali dengan pendekatan ekonomi kerakyatan, memfokuskan pada penguatan sektor pertanian dan UMKM. Ia berjanji akan memberikan akses permodalan yang lebih luas bagi petani dan pengusaha kecil, dengan harapan bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Namun, Rahmat Mirzani Djausal tidak melihat pertanian sebagai satu-satunya jalan keluar. Baginya, Lampung harus berani melompat ke arah ekonomi digital. Ia mengedepankan pendidikan vokasional dan pengembangan industri berbasis teknologi sebagai solusi jangka panjang. “Kita harus siapkan anak-anak muda kita untuk masa depan, bukan hanya bertahan di masa lalu,” jelas Rahmat, menyoroti pentingnya investasi di bidang pendidikan.
Adu Argumentasi yang Memanas
Di tengah adu gagasan, ketegangan mulai muncul ketika kedua kandidat saling kritik. Arinal mempertanyakan realisme gagasan Rahmat tentang teknologi, sementara Rahmat menyebut kebijakan Arinal tidak inovatif dan terjebak dalam paradigma lama. Dialog yang awalnya berfokus pada substansi, perlahan berubah menjadi perdebatan sengit tentang siapa yang paling mampu memimpin Lampung keluar dari krisis infrastruktur dan ekonomi.
Seorang warga yang menyaksikan debat dari layar kaca berkomentar, “Ini bukan lagi soal siapa yang lebih pintar bicara, tapi siapa yang benar-benar bisa membawa perubahan untuk kami, rakyat Lampung.”
Pilihan di Tangan Masyarakat
Debat ini membuka ruang bagi masyarakat Lampung untuk melihat lebih dekat sosok pemimpin masa depan mereka. Dengan masalah infrastruktur dan ekonomi yang menjadi sorotan utama, kedua kandidat telah menawarkan jalan keluar, meski dengan pendekatan yang berbeda. Pada akhirnya, hasil Pilkada 2024 akan menjadi penentu arah baru Lampung: apakah tetap melanjutkan pendekatan kerakyatan Arinal, atau beralih ke inovasi teknologi yang ditawarkan Rahmat? (Aby)