Bandar Lampung, Jelajah.co – Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-26, PT Permodalan Nasional Madani (PNM) Cabang Lampung menyelenggarakan kegiatan akbar bertema “Beta Selalu Ada, Karena Setiap Perjuangan Layak Ditemani” pada Minggu, 1 Juni 2025, bertempat di Satlog Denbekang Bandar Lampung.
Lebih dari 1.000 peserta dari berbagai kabupaten/kota di Provinsi Lampung turut ambil bagian, terdiri dari insan PNM serta pelaku usaha ultra mikro dan kecil, sebagian besar di antaranya berasal dari kalangan yang masih berada di bawah garis kemiskinan ekstrem.
Kegiatan dibuka dengan Upacara Hari Lahir Pancasila, dilanjutkan dengan rangkaian gathering dan hiburan yang dikemas secara kreatif dan interaktif oleh Team Juara Outbound (TJO). Kemeriahan acara mencerminkan semangat kolaborasi, kekompakan, dan optimisme menuju masa depan yang lebih baik.
Tema “Beta Selalu Ada” diangkat sebagai filosofi mendalam. Kata beta, yang berasal dari bahasa ibu Indonesia Timur, melambangkan matahari yang terbit dari timur, simbol dari harapan baru, kehadiran yang mendahului, dan semangat untuk menyinari langkah awal perjuangan. Tema ini mencerminkan peran PNM sebagai pendamping setia para pelaku usaha sejak mereka memulai dari nol.
Dalam sambutannya, Pimpinan Cabang PNM Lampung, Bapak Alfian Langkamane, menegaskan komitmen perusahaan untuk terus hadir di garda depan pemberdayaan ekonomi rakyat:
“Selagi matahari masih terbit dari Timur, PNM akan selalu membersamai perjuangan mitra pelaku usaha ultra mikro, terutama mereka yang berada di bawah garis kemiskinan ekstrem, untuk bangkit dan tumbuh bersama. Ini adalah bentuk nyata dari kehadiran kami: beta selalu ada,” ungkapnya.
Puncak kegiatan ditandai dengan pemotongan tumpeng, pelepasan balon ulang tahun, dan pesta holly powder yang menggabungkan seluruh peserta dalam suasana penuh semangat. Lagu “Manusia Kuat” mengiringi momen ini sebagai simbol daya juang dan solidaritas.
Melalui perayaan ini, PNM Lampung menegaskan peran strategisnya sebagai mitra pemberdayaan yang tak hanya hadir dalam angka dan program, tetapi hadir secara nyata di tengah perjuangan masyarakat kecil, dari awal hingga mereka berhasil berdiri mandiri. (Sadam)