Oleh: Redaksi Jelajah.co
Di balik gemerlap istana modern bernama Kementerian Ketenagakerjaan, tanggung jawab besar untuk melindungi pekerja justru berubah menjadi bayangan kelam bagi perusahaan. Wamenaker Immanuel Ebenezer, atau Noel, yang seharusnya menjadi pengawal keselamatan dan kesejahteraan tenaga kerja, kini tersandung kasus dugaan pemerasan dalam pengurusan sertifikasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
Rabu malam, (20/08/2025), Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menegakkan hukum sebagai lembaga pengadil modern, menangkap Noel beserta 13 orang lainnya dalam operasi tangkap tangan (OTT) di Jakarta. Dalam penggerebekan itu, KPK menyita 22 kendaraan mewah, 15 mobil dan 7 motor termasuk Toyota GT-R, Palisade, Vespa, dan Ducati. Namun harta ini hanyalah simbol kekuasaan, yang lebih penting adalah ulah sang wakil menteri yang merugikan perusahaan dan pekerja.
Seperti menteri di kerajaan masa lampau yang mengkhianati rakyatnya sendiri demi keuntungan pribadi, Noel diduga memanfaatkan posisinya untuk menekan perusahaan-perusahaan agar membayar sejumlah uang demi pengurusan sertifikasi K3. Sertifikat yang seharusnya menjamin keselamatan pekerja, kini menjadi alat pemerasan. Dampaknya, bukan hanya perusahaan yang terbebani biaya tambahan, tetapi juga keamanan dan hak pekerja bisa terancam.
Salah satu ruang di kementerian bahkan disegel KPK, menjadi simbol bahwa tidak ada ruang dalam republik ini yang aman dari pedang hukum. Noel kini menjalani pemeriksaan intensif di Gedung Merah Putih KPK, menunggu keputusan hukum yang akan menentukan nasibnya dan 13 orang lainnya dalam 1×24 jam ke depan.
Kisah ini menyoroti ironi pahit: seorang wakil menteri yang seharusnya menjadi pelindung keselamatan kerja justru menjadi sumber tekanan bagi perusahaan dan pekerja. Ia bahkan dikenal sebagai Ketua Jokowi Mania (Joman), namun terjaring OTT di kabinet Presiden Prabowo Subianto–Wapres Gibran Rakabuming.
Bagi perusahaan dan pekerja, peristiwa ini adalah pengingat bahwa kekuasaan tanpa integritas bisa membahayakan rakyat. Bagi pejabat, ini adalah cermin: ambisi dan keserakahan dapat menghancurkan reputasi dan karier, bahkan ketika posisi dan harta sudah melimpah, hukum menegakkan keadilan bagi mereka yang dirugikan.
Di balik OTT dan kendaraan mewah, cerita yang benar-benar menyentuh adalah dampak nyata pemerasan terhadap rakyat dan pekerja. Sejarah modern mencatat: pejabat yang lupa amanah akan jatuh, dan keadilan akan menegakkan kebenaran bagi mereka yang dirugikan. (Red)