• Redaksi
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Hak Cipta
  • Privacy Policy
Senin, 15 September 2025
Kirimi Artikel Yukk  
www.jelajah.co
No Result
View All Result
  • Pemerintahan
  • Politik
  • Pendidikan
  • Kesehatan
  • Nusantara
    • Aceh
    • Babel
    • Bali
    • Banten
    • Bengkulu
    • Gorontalo
    • Jabar
    • Jakarta
    • Jambi
    • Jateng
    • Jatim
    • Kalbar
    • Kalsel
    • Kaltara
    • Kalteng
    • Kaltim
    • Kepri
    • Lampung
    • Maluku
    • Malut
    • NTB
    • NTT
    • Papua
    • Riau
    • Sulbar
    • Sulsel
    • Sulteng
    • Sultra
    • Sulut
    • Sumbar
    • Sumsel
    • Sumut
    • Yogyakarta
  • Sudut Pandang
  • E-Paper
  • Pemerintahan
  • Politik
  • Pendidikan
  • Kesehatan
  • Nusantara
    • Aceh
    • Babel
    • Bali
    • Banten
    • Bengkulu
    • Gorontalo
    • Jabar
    • Jakarta
    • Jambi
    • Jateng
    • Jatim
    • Kalbar
    • Kalsel
    • Kaltara
    • Kalteng
    • Kaltim
    • Kepri
    • Lampung
    • Maluku
    • Malut
    • NTB
    • NTT
    • Papua
    • Riau
    • Sulbar
    • Sulsel
    • Sulteng
    • Sultra
    • Sulut
    • Sumbar
    • Sumsel
    • Sumut
    • Yogyakarta
  • Sudut Pandang
  • E-Paper
No Result
View All Result
Jelajah.co
No Result
View All Result
  • Pemerintahan
  • Politik
  • Pendidikan
  • Kesehatan
  • Nusantara
  • Sudut Pandang
  • E-Paper
Home Pemerintahan

Menteri yang Tersandung Ambisi: Kisah Pemerasan Sertifikasi K3 di Istana Modern

Redaksi by Redaksi
21 Agustus 2025
in Pemerintahan, Sudut Pandang
A A
Share on FacebookShare on Twitter

Oleh: Redaksi Jelajah.co

Di balik gemerlap istana modern bernama Kementerian Ketenagakerjaan, tanggung jawab besar untuk melindungi pekerja justru berubah menjadi bayangan kelam bagi perusahaan. Wamenaker Immanuel Ebenezer, atau Noel, yang seharusnya menjadi pengawal keselamatan dan kesejahteraan tenaga kerja, kini tersandung kasus dugaan pemerasan dalam pengurusan sertifikasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).

Rabu malam, (20/08/2025), Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menegakkan hukum sebagai lembaga pengadil modern, menangkap Noel beserta 13 orang lainnya dalam operasi tangkap tangan (OTT) di Jakarta. Dalam penggerebekan itu, KPK menyita 22 kendaraan mewah, 15 mobil dan 7 motor termasuk Toyota GT-R, Palisade, Vespa, dan Ducati. Namun harta ini hanyalah simbol kekuasaan, yang lebih penting adalah ulah sang wakil menteri yang merugikan perusahaan dan pekerja.

BACA JUGA

Dirga Al-Fatih Siap Mewakili Lampung dalam ajang FLS3N Tingkat Nasional

13 September 2025

Kasus Narkoba Grand Mercure, Pengurus HIPMI Lampung Terseret: Gepak Soroti Kejanggalan Asesmen BNNP

11 September 2025

Seperti menteri di kerajaan masa lampau yang mengkhianati rakyatnya sendiri demi keuntungan pribadi, Noel diduga memanfaatkan posisinya untuk menekan perusahaan-perusahaan agar membayar sejumlah uang demi pengurusan sertifikasi K3. Sertifikat yang seharusnya menjamin keselamatan pekerja, kini menjadi alat pemerasan. Dampaknya, bukan hanya perusahaan yang terbebani biaya tambahan, tetapi juga keamanan dan hak pekerja bisa terancam.

Salah satu ruang di kementerian bahkan disegel KPK, menjadi simbol bahwa tidak ada ruang dalam republik ini yang aman dari pedang hukum. Noel kini menjalani pemeriksaan intensif di Gedung Merah Putih KPK, menunggu keputusan hukum yang akan menentukan nasibnya dan 13 orang lainnya dalam 1×24 jam ke depan.

Kisah ini menyoroti ironi pahit: seorang wakil menteri yang seharusnya menjadi pelindung keselamatan kerja justru menjadi sumber tekanan bagi perusahaan dan pekerja. Ia bahkan dikenal sebagai Ketua Jokowi Mania (Joman), namun terjaring OTT di kabinet Presiden Prabowo Subianto–Wapres Gibran Rakabuming.

Bagi perusahaan dan pekerja, peristiwa ini adalah pengingat bahwa kekuasaan tanpa integritas bisa membahayakan rakyat. Bagi pejabat, ini adalah cermin: ambisi dan keserakahan dapat menghancurkan reputasi dan karier, bahkan ketika posisi dan harta sudah melimpah, hukum menegakkan keadilan bagi mereka yang dirugikan.

Di balik OTT dan kendaraan mewah, cerita yang benar-benar menyentuh adalah dampak nyata pemerasan terhadap rakyat dan pekerja. Sejarah modern mencatat: pejabat yang lupa amanah akan jatuh, dan keadilan akan menegakkan kebenaran bagi mereka yang dirugikan. (Red)

Previous Post

UIN Raden Intan Lampung Gelar Audit Mutu Internal 2025

Next Post

RSUD Abdul Moeloek Tegaskan Zero Tolerance Pungli, Seluruh Hospitalia Akan Teken Fakta Integritas

Redaksi

Redaksi

Redaksi www.jelajah.co

BERITA POPULER

Suara Perlawanan Teladas: Menantang Raksasa Tebu SGC

17 Agustus 2025

Dikembalikan ke Kursi Lama: Kisah Seorang Pejabat Perikanan yang Tenang Meski Tersisih

25 Agustus 2025

Gemparin Desak Pemkot Tutup Tempat Hiburan Malam Pasca Penggerbekan “Pesta Narkoba” Pengurus HIPMI Lampung

5 September 2025

Lampung Tunjukkan Wajah Damai Unjuk Rasa

1 September 2025

Reforma Agraria Jadi Sorotan, Mahasiswa Lampung Desak Ukur Ulang HGU PT SGC

1 September 2025

Permainan Sandiwara Sosial Media Para Pejabat Publik

23 Agustus 2025
  • Redaksi
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Hak Cipta
  • Privacy Policy

© 2024 JELAJAH.CO - All Rights Reserved.

No Result
View All Result
  • Pemerintahan
  • Politik
  • Pendidikan
  • Kesehatan
  • Nusantara
    • Aceh
    • Babel
    • Bali
    • Banten
    • Bengkulu
    • Gorontalo
    • Jabar
    • Jakarta
    • Jambi
    • Jateng
    • Jatim
    • Kalbar
    • Kalsel
    • Kaltara
    • Kalteng
    • Kaltim
    • Kepri
    • Lampung
    • Maluku
    • Malut
    • NTB
    • NTT
    • Papua
    • Riau
    • Sulbar
    • Sulsel
    • Sulteng
    • Sultra
    • Sulut
    • Sumbar
    • Sumsel
    • Sumut
    • Yogyakarta
  • Sudut Pandang
  • E-Paper

© 2024 JELAJAH.CO - All Rights Reserved.