Oleh: Edy Sudrajat (Pengamat dan Praktisi Desa)
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto bukan sekadar janji politik, melainkan wujud nyata dari cita-cita keadilan sosial. Dan bagi daerah seperti Kecamatan Bangkunat, program ini lebih dari sekadar harapan: ia adalah peluang emas untuk bangkit.
Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Kecamatan Bangkunat telah masuk dalam kategori penerima bantuan rehabilitasi rumah yang dipersiapkan untuk menyambut program MBG. Tim dari BGN/SPPI pun telah turun melakukan survei, memeriksa kelayakan sesuai petunjuk teknis yang berlaku. Hasilnya? Meski masih ditemukan kekurangan secara fisik, tekad dan kesiapan sosial masyarakat Bangkunat tidak diragukan lagi.
Pihak SPPG mengakui adanya kekurangan tersebut. Namun mereka tidak menunggu keajaiban. Bersama para relawan, mereka bergerak cepat menyiapkan perbaikan sesuai arahan tim survei. Ini menandakan bahwa semangat gotong royong dan kesadaran akan pentingnya gizi bagi generasi mendatang tumbuh subur di pelosok negeri.
Dalam catatan kami, antusiasme masyarakat Bangkunat terhadap program MBG sangat besar. Mereka berharap, program ini bisa direalisasikan mulai tahun ajaran baru, agar anak-anak mereka bisa merasakan manfaat sebagaimana yang dirasakan oleh pelajar di wilayah lain.
Mengapa SPPG Bangkunat layak menerima program MBG?
Pertama, program ini akan menyerap tenaga kerja lokal. Di tengah keterbatasan lapangan pekerjaan di pedesaan, keberadaan MBG akan menjadi peluang baru bagi warga sekitar.
Kedua, program ini akan mendongkrak ekonomi masyarakat. Rantai pasok bahan makanan, penyediaan jasa, hingga pengelolaan dapur akan melibatkan banyak pihak, yang otomatis menggerakkan roda ekonomi lokal.
Ketiga, dan yang paling penting, MBG akan menjamin anak-anak sekolah di Bangkunat mendapatkan asupan makanan bergizi yang layak. Ini adalah pondasi untuk membentuk generasi unggul menuju Indonesia Emas 2045.
Jika kita bicara soal keadilan sosial dan pembangunan yang merata, maka SPPG Bangkunat adalah contoh nyata daerah yang harus diberi kepercayaan dan kesempatan. Jangan biarkan semangat mereka padam hanya karena keterbatasan fisik bangunan. Mari kita dukung daerah yang punya tekad kuat, karena pembangunan bukan soal siapa yang sudah punya, tetapi siapa yang paling mau dan siap berjuang.
Bangkunat memang bukan pusat kota. Tapi semangatnya dalam menyambut perubahan patut jadi contoh. Jangan sampai daerah yang semangatnya besar malah terlewat hanya karena kurang fasilitas. Pembangunan harus berpihak pada yang mau berjuang, bukan semata pada yang sudah punya.
Untuk itu, kami dan tentu masyarakat Bangkunat menaruh harapan besar kepada pemerintah pusat agar memberikan kepercayaan penuh. Karena dari dapur sederhana di Bangkunat, masa depan anak-anak Indonesia bisa ikut disiapkan.
Artikel ini ditayangkan di Jelajah.co sebagai bentuk dukungan terhadap pemerataan akses gizi dan pendidikan untuk seluruh anak bangsa.