Jakarta, Jelajah.co — Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengungkap fakta mengejutkan di balik kegagalan platform pelaporan pajak Coretax yang diluncurkan pada awal tahun 2025. Selasa, 04/11/2025, Purbaya menjelaskan bahwa permasalahan utama terletak pada kurangnya quality control saat LG Korea Selatan, selaku kontraktor pengembang sistem, menyerahkan hasil pekerjaannya.
“Pada waktu delivery-nya, mungkin dugaan saya enggak dicek dengan baik, sehingga sebelum dipakai itu belum dicoba dulu,” ungkap Purbaya.
Menkeu yang berlatar belakang insinyur tersebut menegaskan bahwa pengembangan perangkat lunak semestinya melalui proses pengujian berlapis, mulai dari tahap laboratorium, uji skala kecil, hingga skala besar sebelum dirilis ke publik. Ia mencontohkan perkembangan sistem operasi Windows yang terus berevolusi dari versi 1 hingga 12 sebagai bukti bahwa pengembangan software memerlukan proses penyempurnaan berkelanjutan.
Menurut laporan tim satuan tugas yang dibentuk Kementerian Keuangan, sistem Coretax bahkan dinilai belum layak dirilis karena tingkat kesalahannya sudah masuk kategori “gagal produk.”
Yang lebih mengejutkan, Purbaya juga menyinggung soal proses pemilihan kontraktor asing tersebut dengan nada sindiran, “Mungkin waktu tender kita silau dengan Korea, K-pop.”
Pernyataan terbuka Menkeu ini memicu sorotan publik, mengingat proyek Coretax digadang-gadang sebagai sistem perpajakan digital modern yang diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan transparansi pajak nasional. Namun, peluncuran yang bermasalah justru menimbulkan gangguan pada layanan wajib pajak di seluruh Indonesia. (Red)








